Bupati Aceh Utara Pertanyakan Kunjungan Presiden ke Wilayah Bencana

Toto 4D — Bupati Aceh Utara, Ismail Jalil, menyampaikan keluhan bahwa wilayahnya sama sekali tidak pernah dikunjungi oleh Presiden Prabowo Subianto dalam rangka peninjauan dampak banjir bandang di Sumatera. Ia mengaku heran dan mempertanyakan apakah Kepala Negara tidak mengetahui bahwa Aceh Utara juga menjadi salah satu daerah yang terdampak bencana parah.

Keluhan di Hadapan Pimpinan DPR

Keluhan tersebut disampaikan Ismail secara langsung di hadapan Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, dalam sebuah rapat koordinasi satgas pemulihan pascabencana di Aceh. Ia membandingkan dengan kunjungan presiden dan wakil presiden ke daerah lain yang juga terdampak.

“Mungkin di Aceh Utara selama ini Pak Presiden selalu ke Tamiang dan Takengon (Aceh Tengah), juga hadir di Pidie Jaya. Tapi di Aceh Utara, kayaknya kemana? Saya rasa, apa beliau tidak tahu ada banjir di sini?” ujar Ismail dalam rapat tersebut.

Kondisi Porak Poranda dan Putusnya Komunikasi

Ismail menjelaskan bahwa mayoritas kecamatan di Aceh Utara mengalami kerusakan parah akibat banjir bandang. Ia menduga kabar mengenai keparahan di wilayahnya tidak tersebar luas karena putusnya jaringan internet dan mati listrik yang berkepanjangan, sehingga membuat informasi tidak viral.

Dengan penuh emosi, ia menggambarkan kondisi yang menyedihkan. “Kami hanya bisa melihat bagaimana rumah hanyut, sarana ibadah hanyut, dan manusianya hanyut dibawa arus. Kami hanya bisa melihat dari atap-atap,” katanya, sembari memohon bantuan helikopter kepada pemerintah pusat untuk penyaluran bantuan.

Kerusakan Disebut Melebihi Tsunami Aceh

Menurut penilaian Ismail, tingkat kerusakan dan keparahan akibat banjir dan longsor di Aceh Utara kali ini bahkan melebihi dampak tsunami Aceh di masa lalu. Ia merasa pemerintah pusat seolah menutup mata.

“Tapi pusat kayaknya tutup mata. Mungkin karena kami tidak ada sinyal HP dan mati lampu, maka tidak viral. Mungkin itu alasan mereka tidak hadir,” pungkas Bupati.

Data Kerusakan dari Mendagri

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, dalam konferensi pers terpisah, mengungkapkan data kerusakan yang masif. Sebanyak 22 desa di Sumatera dinyatakan hilang tersapu banjir bandang dan longsor, dengan rincian 13 desa di Aceh, 8 desa di Sumatera Utara, dan 1 desa di Sumatera Barat.

Selain itu, Tito menyebutkan sebanyak 1.580 kantor desa di tiga provinsi mengalami kerusakan sehingga pemerintahan desa tidak dapat berjalan. Kerusakan terbesar terkonsentrasi di Aceh, dengan 1.455 kantor desa terdampak.

“Jadi memang agak jauh bedanya, dan paling banyak itu adalah di Aceh Utara, 800 lebih, dan Aceh Tamiang,” jelas Tito Karnavian, mengonfirmasi bahwa Aceh Utara merupakan salah satu episentrum kerusakan terparah.